Teknologi Informasi Sebagai Sarana Dakwah
Teknologi Informasi Sebagai Sarana Dakwah
Kehadiran
Islam merupakan aset yang besar bagi manusia, dengan diutusnya Nabi Muhammad
Saw sebagai pengemban risalah suci. Firman Allah Swt, ” dan tidaklah kami
mengutus kamu (Muhammad Saw) kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam”Dakwah
merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mukalaf, oleh karena dakwahlah, Islam
masih tetap eksis hingga saat ini. “maka jika mereka membantah engkau (Muhammad
Saw), katakanlah, “aku telah menyerahkan diriku kepada Allah Swt dan (demikian
juga) orang-orang yang mengikutiku, dan katakanlah kepada orang-orang yang
telah diberi al-kitab dan orang-orang yang ummi (buta aksara), “sudahkah kamu
masuk Islam?” jika mereka telah masuk Islam, niscaya mereka mendapat petunjuk,
dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat
Allah Swt). Dan Allah Swt maha melihat akan hamba-hamba-nya.(Ali Imran: [3]
20). Tidak disangkal lagi bahwasannya sektor teknologi informasi dan
telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan dalam kehidupan manusia
nantinya, dalam artian siapa saja yang menguasai teknologi ini, akan ada
kemungkinan baginya untuk menguasai dunia. Maka, sebagai seorang muslim sudah
menjadi kewajiban dalam mengemban dakwah untuk menguasai sarana teknologi
informasi ini
Dengan
demikian maka umat Islam akan banyak berperan dalam berbagai bidang diantaranya
:
1.
Bidang pendidikan (e-educations)
Globalisasi
telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan
tatap muka yang konvesional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay
M., 1995) sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek “flexible learning”.
Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang
“pendidikan tanpa sekolah” (deschooling socieiy) yang secara ekstrimnya guru
tidak lagi diperlukan.Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa
mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh
siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun
pengalaman pendidikan sebelumnya. Pendidikan mendatang akan lebih ditentukan
oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan berkolaborasi (Mason
R, 1994) Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan
kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan
latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi.
Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan
nantinya akan bersifat “saat itu juga (just on time)”. Teknik pengajaran baru
akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter-disipliner. Dengan masuknya
pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan
dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja
“saat itu juga” dan kompertitif.
Dengan
berkembangnya teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini
sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media
internet untuk menghubungkan antara pelajar dengan pengajar, melihat nilai
secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas
tugas yang diberikan pengajar dan sebagainya, semuanya itu dapat dilakukan
secara langsung.Faktor utama dalam distance learning yang merupakan masalah
mahasiswa mesir adalah tidak “seringnya” interaksi antara mahasiswa dan
dosennya. Dengan adanya media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan
ineraksi antara dosen dan mahasiswa baik bentuk real time (waktu nyata) atau
tidak. Misalnya dalam bentuk real time dapat dilakukan dalam suatu chatroom
interaksi langsung dengan real audio atau real video dan online meeting.
Sedangkan yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion
group, newsgroup ataupun bulletin board. Urusan administrasi juga dapat
diselesaikan langsung dalam satu proses regestrasi saja, terlebih didukung
dengan metode pembayaran online.
Di negara-negara
maju seperti Amerika, Australia dan Eropa menjadikan pendidikan jarak jauh
sebagai alternatif yang cukup digemari, metode pendidikan ini diikuti oleh para
mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia
(pensiunan), yang sebelumnya pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat,
atau dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program
distance learning dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan
Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, yang menyatakan bahwa computer
based learning sangat efektif, memungkinkan 30% biaya lebih murah.
2.
Dalam bidang pemerintahan (e-government)
Penerapan
e-goverment sangatlah penting, hal ini mengacu pada penggunaan teknologi
informasi oleh pemerintahan, seperti penggunaan intranet dan internet, yang
berguna untuk menghubungkan keperluan-keperluan penduduk, bisnis dan kegiatan
lainnya.Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang
dapat meningkatkan hubungan antara permerintah dan pihak-pihak lain. Penggunan
teknologi informasi ini kemudian melahirkan bentuk baru seperti: G2C (Governmet
to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government).
Beberapa
manfaat dari e-government adalah:(1) pelayanan servis yang lebih baik kepada
masyarakat,(2) peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan
masyarakat umum. (3) pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah
diperoleh. (4) pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien.
Komentar
Posting Komentar