UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE



PROPOSAL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS V SDN 01 KOTAGAJAH KECAMATAN KOTAGAJAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH T.P 2016/2017



Oleh:
FRIZKA ARDIANA LESTARI
NPM. 1501050023



Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas: Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan




INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1438 H / 2017 M


KATA PENGANTAR

             Al-hamdulillah Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik hidayahnya dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal ini.
             Penulisan proposal ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk mennyelesaikan pendidikan program pedidikan guru madrasah ibtidaiyah jurusan tarbiyah IAIN Metro guna memperoleh gelar S.Pd.
             Dalam upaya menyelesaikan tugas ini, penulis telah banyak bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapakan terimakasih kepada Prof. Enizar selaku Rektor IAIN Metro, Dr. Yudiyanto, M.Si, selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan yang sangat bermanfaat dan berharga dalam mengarahkan dan memberi motivasi. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dan Ibu Dosen/karyawan IAIN Metro yang telah menyediakan waktu dan fasilitas dalam rangka pengumpulan data. Tidak kalah pentingnya, rasa sayang dan terimakasih penulis haturkan kepada ayahanda dan ibunda yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan pendidikan.
             Kritik dan saran demi perbaikan proposal ini sangat diharapkan dan akan diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga hasil penelitian yang telah dilakukan kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan guru madrasah ibtidaiyah.
Metro, 5 Juni 2017
                                                                                                      Penulis,

Frizka Ardiana Lestari
NPM: 1501050023
                                          DAFTAR ISI


HALAMAN SAMPUL.........................................................................................       i
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................      ii
HALAMAN DAFTAR ISI ..................................................................................     iii
BAB I  PENDAHULUAN ...................................................................................      1
A.    Latar Belakang Masalah .......................................................................      1
B.     Identifikasi Masalah .............................................................................      4
C.     Batasan Masalah ...................................................................................      4
D.    Rumusan Masalah .................................................................................      5
E.     Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................................      5
F.      Penelitian yang relevan..........................................................................      6
BAB II LANDASAN TEORI ..............................................................................      7
A.  Konsep teori variabel terikat ..................................................................      7
1. Hasil belajar ........................................................................................      7
a. Pengertian hasil belajar ..................................................................      7
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ............................      8
2. Hakikat pembelajaran IPS di SD........................................................    10
B.  Konsep Teori Variabel Bebas .................................................................    11
1. Model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share .........................    11
a. Pengertian pembelajaran kooperatif ...............................................    11
b. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif ......................    12
c. Model think-pair share ...................................................................    15
d. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-pair-Share   16
e. Kelemahan Metode Think Pair-Share ............................................    17
C.  Hipotesis Penelitian ................................................................................    17
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................    19
A.    Variabel dan Definisi Operational Variabel .......................................    19
B.     Setting Penelitian ................................................................................    21
C.     Subjek penelitian ................................................................................    21
D.    Prosedur penelitian .............................................................................    22
E.     Teknik pengumpulan data ..................................................................    27
F.      Instrument Penelitian ..........................................................................    29
G.    Teknik Analisis Data ..........................................................................    29
H.    Indikator keberhasilan ........................................................................    30
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................    31






BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.[1]
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan bagi umat manusia adalah suatu kebutuhan  mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan mustahil hidup berkembang sejalan dengan cita-cita untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan mereka.[2]
Belajar merupakan suatu proses atau suatu kegiatan yang dapat memperteguh kelakuan melalui pengalaman. “ belajar bukan hanya mengingat, menghafal, atau mendengar tetapi lebih dari itu yakni mengalami.”[3]
Dalam kegiatan pembelajaran terjadi suatu interaksi belajar mengajar antara seseorang guru dengan siswanya secara aktif yang semua itu merupakan proses pembelajaran. Pengalaman belajar menjadikan sumber pengetahuan dan keterampilan yang akan mendorong ketercapaiannya suatu hasil belajar.
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh melalui proses belajar. Dengan demikian, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik apabila dibandingkan ketika pada saat sebelum belajar yang dilihat pada sisi siswa. Tingkat perkembangan mental tersebut terkait dengan bahan-bahan pelajaran. Namun secara menyeluruh hasil belajar tersebut merupakan kumpulan dari hasil dari tahapan-tahapan belajar.
Untuk menunjang hasil belajar yang baik maka dibutuhkan aktivitas belajar, karena tanpa adanya aktivitas belajar maka pengalaman belajar tidak akan terjadi. Berpengalaman langsung dalam proses belajar adalah aktivitas belajar, tidak ada belajar tanpa adanya aktivitas belajar.
Guru sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar juga dituntut untuk kompeten dalam melakukan pendekatan agar dapat menciptakan kondisi dan lingkungan belajar yang nyaman serta menyenangkan yang sesuai dengan kondisi siswa. Maka dalam hal ini diperlukan guru yang kreatif serta inovatif yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik serta mengajak minat siswa untuk mengaitkan antara materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa agar dapat menemukan pengalaman belajarnya secara langsung malalui proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi, banyak siswa yang beraggapan bahwa mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang membosankan dan sulit untuk dipahami, terlabih lagi suasana dalam proses pembelajaran yang kurang menarik, sehingga banyak siswa yang mengantuk, mengobrol. Karena dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS yang dilakukan lebih menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga proses pembelajaran proses pembelajaran berjalan kurang menarik perhatian siswa dalam belajar serta dalam proses pembelajaran berjalan kurang menarik perhatian siswa dalam belajar serta dalam proses pembelajaran cenderung pada pencapaian target tersampaikannya semua materi yang terdapat pada kurikulum, bukan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Model pembelajaran kooperatif didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya diberi materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok yang lain.[4]


B.       Idenifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang dapat diidentifikasikan sebab-sebab timbulnya masalah sebagai berikut:
1.    Secara umum hasil belaar siswa masih di bawah KKM
2.     Model pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik
3.    Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran
4.     Masih banyak siswa yang beraggapan belajar IPS pelajaran yang sukar dan membosankan
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian tindakan kelas (PTK) ini, dirancang untuk mengkaji penerapan pembelajaran model “think-pair-share” dalam meningkatkan kemampuan dasar ilmu IPS. Think-pair-share merupakan bagian dari teknik-teknik pembelajaran kooperatif. Jika pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif ini benar, akan memungkinkan untuk dapat mengaktifkan siswa dalam meningkatkan hasil belajar.
C.      Batasan Masalah
Untuk mengindari kemungkinan meluasnya masalah yang akan diteliti serta demi efektivitas dan efesiensinya penelitian maka perlu adannya batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.    Secara umum hasil belajar siswa masih di bawah KKM
2.    Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran


D.      Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: “ apakah pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SDN 01 Kotagajah tahun pelajaran 2016/2017?”
E.       Tujuan Penelitian dan Manfaat Hasil Penelitian
Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini yaitu: untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share siswa kelas V SDN 01 kotagajah tahun pelajaran 2016/2017. Adapun manfaat hasil peneltian
1.    Bagi siswa yaitu:
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran IPS, serta sebagai cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-sahre memberikan pengalaman belajar siswa untuk membangun kecakapan hidupnya secara mandiri.
2.    Bagi guru yaitu:
Meningkatkan  profesionalisme guru dalam rangka mengelola pembelajaran sehingga dapat mewujudkan kualitas proses dan hasil belajar siswa, selain itu akan memperoleh informasi baru tentang efektivias model-model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share dalam pembelajaran IPS. Mengembangkan kreativitas guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran sehingga mutu pelajaran dapat ditingkatkan.
3.    Bagi kepala sekolah yaitu:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk meningkatkan proses, dan hasil belajar siswa, memperbaiki proses belajar mengajar dalam pembelajaran IPS di sekolah sebagai pencapaian visi sekolah. Mendorong sekolah untuk melakukan pengamatan sendiri, mencari solusi yang cocok tentang masalah pembelajaran, serta mengadakan eksperiment pendidikan yang inovatif.
F.     Penelitian yang relevan















BAB II
LANDASAN TEORI


A.      Konsep Teori Variable Terikat
1.    Hasil belajar
a.    Pengertian hasil belajar
Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan agar terjadi suatu perubahan tingkah laku pada seseorang, dari tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti, sebagai dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi pada seseorang tersebut merupakan hasil yang diperoleh melalui proses belajar.[5]
Menurut goodman (1987), siswa belajar dengan menggunakan tiga cara, yaitu melalui pengalaman (dengan kegiatan langsung atau tidak langsung), pengmatan (melihat contoh atau model), dan bahasa. Dengan cara-cara seperti itu, siswa belajar melalui kehidupan secara langsung. Mereka menggali, melakukan, menguji mencoba, menemukan, mengungkapkan dan membangun pengetahuan secara aktif pengetahuan yang baru melalui konteks yang autentik.[6]
Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik yang dimiliki oleh seseorang siswa yang terwujud dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor dibandingkan dengan siswa sebelum belajar, yang dilihat dari sisi sswa. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan dimana saat terselesaikannya bahan pembelajaran yang disampaikan.[7]

Oemar malik menjelaskan bahwa, “ hasil belajar merupakan bukti terjadinya perubahan tingkah laku seseorang, yang tampak pada aspek-aspek seperti: aspek pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emotional, hubungan sosial, jasmani , etis budi pekerti dan sikap.”[8]
Berdasarkan dari penjelasan data, dapat ditarik kesimpulan  bahwa belajar merupakan bentuk kemampuan dan kecerdasan seseorang siswa yang diperoleh dari proses belajar yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
b.   Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil dari interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar diri individu.
Muhammad Thobroni dan Arif Mustafa menjelaskan, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu sebagai berikut:
1)   Faktor individual atau internal terdiri dari:
a)    Faktor kematangan atau pertumbuhan (jasmaniyah), faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat pertumbuhan organ-organ tubuh manusia. Misalnya, anak usia enam bulan dipaksa untuk berjalan, meskipun dilatih dan dipaksa tidak akan mampu melakukannya.[9]
b)   Faktor psikologis, merupakan kondisi internal yang memberikan konstribusi besar untuk terjadinya psoses belajar. [10]
2)   Faktor eksternal terdiri dari:
a)    Faktor sosial
b)   Faktor budaya
c)     Faktor lingkungan fisik,
d)    faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Berdasarkan keterangan diatas bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri atau faktor internal seperti faktor jasmaniyah dan faktor psikologis yang bersifat bawaan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor internal yang berasal dari luar siswa atau dari faktor eksternal seperti: faktor lingkungan yang ada di sekitar kehidupan siswa.

2.    Hakikat Pembelajaran IPS di SD
Ilmu pengetahuan sosial adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan. IPS adalah bidang pengetahuan yang digali dari kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu pengajaran IPS yang tidak bersumber dari masyarakat tidak mungkin akan mencapai sasaran dan tujuan pelajaran IPS.
Dalam dokumen permendiknas tahun 2006 dikemukakan bahwa IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi.
Tujuan pembelajaran IPS di tingkat sekolah dasar adalah sebagai berikut:
a)      Mengenalkan konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya,
b)      Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial,
c)      Memliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan,
d)      Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, maupun global.[11]
B.       Konsep Teori Variabel Bebas
1.    Model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share
a.    Pengertian pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivisme.
Menurut nurulhayati  “pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk berinteraksi.”
Menurut slavin, pembelajaran kooperatif menggagalkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 samapai 6 orang, dengan struktur kelompok yang heterogen.[12]

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan ajar. Di bawah ini adalah ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut ibrahim,dkk yang dikutip oleh abdul majid dalam bukunya yang berjudul strategi pembelajaran:
1)   Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar.
2)   Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang dan rendah (heterogen)
3)   Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda
4)   Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.[13]

b.   Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif
Keuntungan pembelajaran kooperatif diantaranya adalah :
1.    Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan social.
2.    Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
3.    Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
4.    Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial dan komitmen.
5.    Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau  egois.
6.    Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
7.    Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
8.    Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
9.    Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
10.     Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
11.     Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.
Tabel 2.1 Sintaks pembelajaran kooperatif
FASE – FASE
PERILAKU GURU
Fase 1 : present goals and set
Menyampaikan tujuan, motivasi dan mempersiapkan peserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar serta memotivasi siswa belajar.
Fase 2 : present information
Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada paserta didik dengan cara demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase 3 : organize students into learning teams.
Mengorganisir peserta didik ke dalam tim – tim belajar
Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu setiap kelompok melakukan transisi yang efisien.
Fase  4 : assist team work and study
Membantu kerja tim dan belajar
Membimbing tim- tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya.
Fase 5 : test on the materials
Mengevaluasi
Mengevaluasi pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok- kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
 Fase 6 : provide recognition
Memberikan pengakuan atau penghargaan
Mempersiapkan cara untuk menghargai usaha dan prestasi individu maupun kelompok.[14]
c.    Model think-pair share
Model pembelajaran kooperatif dengan tipe think pair share dikembangkan oleh Frank Lyman dkk yang berasal dari Universitas Maryland tepat pada tahun 1985. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share yaitu metode pembelajaran yang tergolong kedalam salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang sederhana.
Langkah-langkah dalam penerapan teknik jigsaw adalah sebagai berikut:
a.    Thinking: guru mempersiapkan dan mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik.
b.    Pairing: Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 2- 6 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Dalam setiap kelompok boleh berpasangan atau lebih. Memberi kesempatan kepada pasangan / kelompok untuk berdiskusi.
c.    Sharing: hasil diskusi di tiap – tiap pasangan/kelompok  hasilnya dibicarakan dengan pasangan/kelompok seluruh kelas. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi suatu pertanyaan menimbulkan tanya jawab yang mendorong siswa dalam memperoleh informasi yang lebih luas.
d.   Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-pair-Share
Dalam pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share memiliki kelebihan dan kelemahan, berikut ini adalah kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share:
Menurut Hartina (2008: 12) menyatakan bahwa, Kelebihan model pembelajaran kooperatif  tipe TPS adalah:
a.       Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.
b.      siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah.
c.       siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang.
d.      siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.
e.       memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran.
e.    Kelemahan Metode Think Pair-Share
Dalam pelaksanaan  pembelajaran di sekolah tidaklah selalu berjalan mulus meskipun rencana telah dirancang sedemikian rupa. Hal-hal yang dapat menghambat proses pembelajaran terutama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif diantaranya sebagai berikut:
1)   Kurangnya pemahaman guru mengenai penerapan pembelajaran kooperatif
2)   Membutuhkan waktu yang lama
3)   Siswa yang pandai tidak mau disatukan dengan teman yang kurang pandai
4)   Kurangnya buku sumber sebagai media pembelajaran
5)   Terbatasnya pengetahuan siswa akan sistem teknologi dan informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran.
6)   sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu yang terbatas, sedangkan jumlah kelompok yang terbentuk banyak.
C.      Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu : hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui model pembeljaran kooperatif tipe “think-pair-share” pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN 01 kotagajah tahun pelajaran 2016/2017.





BAB III
METODE PENELITIAN


A.      Variabel Dan Definisi Opetrational Variabel
1.    Definisi Operational Variabel
Sumadi suryabrata menjelaskan dalam bukunya “definisi operational adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau dioservasi.”[15]
“variabel adalah objek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.”[16]
“variabel adalah segala faktor,kondisi, situasi, perlakuan (treament) dan semua tindakan yang bisa dipakai untuk mempengaruhi hasil eksperimen.”[17]
Dari pengertian kedua di atas dapat disimpulkan bahwa definisi operational variabel adalah penjabaran lebih lanjut secara lebih konkrit dan tegas tentang sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian.
Menurut pengertian di atas, variabel yang dijadikan sebagai objek tindakan yang diteliti dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:


a.    Variabel bebas
Variabel bebas adalah “ variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel lain.” Berdasarkan pengertian tersebut variabel bebas dalam penelitian adalah model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share.
Implementasi pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share yaitu:
1)        Thinking: guru mempersiapkan dan mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik.
2)        Pairing :Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 2- 6 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Dalam setiap kelompok boleh berpasangan atau lebih. Memberi kesempatan kepada pasangan / kelompok untuk berdiskusi.
3)        Sharing : hasil diskusi di tiap – tiap pasangan/kelompok  hasilnya dibicarakan dengan pasangan/kelompok seluruh kelas. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi suatu pertanyaan menimbulkan tanya jawab yang mendorong siswa dalam memperoleh informasi yang lebih luas.
4)        Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual. Pertanyaan kuis dilakukan sesuai materi yang mencakup pada materi diskusi
5)        Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperati tipe think-pair-share diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi pelajaran yang didapat melalui pengalamannya sendiri sehingga proses pembelajaran akan lebih bermakna dan lebih dipahami siswa serta tersimpan di dalam ingatan siswa secara baik.
b.    Variabel terikat
Variabel terikat adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat oleh karena adanya variabel bebas.” Berdasarkan pengertian di atas yang menjadi variabel terikat dalam penelitian adalah hasil belajar.
Hasil belajar yang dimaksud daam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang dilihat dari hasil pretes dan post-test yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam setiap siklus.
B.       Setting penelitian
            Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Kotagajah Kecamatan Kotagajah Lampung Tengah




C.      Subjek Penelitian
            Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2016/2017 pada mata pelajaran IPS. Jumlah siswa sebanyak 35 orang, masing-msing 18 laki-laki dan 17 perempuan. Dari masing-masing siswa ini memiliki tingkat kemampuan belajar yang berbeda-beda.
D.      Prosedur penelitian
Penelitian ini merupakan teknis penelitian tindakan kelas (PTK) yang mana bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPS, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share.
1.    Rencana tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dengan menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto. Di mana pada masing-masingg siklus terdiri dari empat tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.[18]
Gambar 3.1 siklus yang dikembangkan Suharsimi Arikunto dalam penelitian tindakan kelas

2.    Langkah-langkah penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan dalam 2 siklus, pada setiap siklus terdiri empat tahap kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a.    Siklus I
1)   Tahap perancanaan
Pada tahap pertama ini peneliti melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan objek penelitian untuk mengetahui keadaan siswa dan masalah apa yang menjadi kendala siswa dalam belajarnya. Setelah peneliti mengetahui dan memahami masalah yang terjadi pada siswa di kelas, maka peneliti dapat menentukan serta merancang posedur pembelajaran.
Adapun tahap-tahap perencanan dalampenelitian tindakan kelas ini yaitu sebagai berikut:
a)        Peneliti mempersiapkan waktu serta bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa. Serta menentukan standar kompetensi dasar yang akan diajarkan kepada siswa.
b)        Peneliti membuat RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran), yang menjadikan acuan dalam menyampaikan materi kepada siswa. Agar materi yang hendak disampaikan tidak melenceng dari apa yang seharusnya disampaikan maka peneliti harus berpegangan kepada RPP tersebut. Dimana dalam pembuatan RPP ini berpatokan pada kurikulum dan silabus, serta dikonsultasikan kepada guru kelas agar sesuai dengan materi yang disampaikan yaitu tentang IPS
c)        Peneliti mempersiapkan media serta lembar kegiatan observasi tentang hasil belajar.
2)   Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan ini merupakan langkah pelaksanaan dari tahap perencanaan. Ha yang akan dilaksanakan yaitu penyampaian materi dan penilaian teradap aktivitas yang dilakukan guru dan siswa, apakah hasil belajar yang dilaksanakan sesuai dengan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Pelaksanaan indakan oini dilakukan oleh peneliti dan guru setelah memahami perencanaan yang disusun sebalumnya. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyampaian materi dengan menggunakan metode kooperatif tipe think-pair-share yaitu agar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran serta lebih aktif dalam belajar.
Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas yaitu sebagai berikut:
a)        Guru mengawali proses pembelajaran dengan apresiasi dan motivasi
b)        Guru menyampaikan kompetensi dasar,indikator, serta kiteria ketuntasan minimal yang harus dicapai oleh siswa
c)        Guru menjelaskan prosedur atau pola pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share yang akan diterapkan
d)       Guru menjelaskan materi secara umum
e)        Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
f)         Guru menyampaikan materi secara menyeluruh serta melakukan tanya jawab secara langsung seputar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa
g)        Siswa melakukan tugas praktek yang diberikan guru
h)        Siswa mencatat seluruh hasil observasi yang dilakukan terhadap materi
i)          Siswa mempersentasikan hasil observasi
j)          Guru dan siswa membahas hasil observasi yang telah dilakukan siswa
k)        Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya seputar materi pelajaran yang kurang dimengerti
l)          Guru menyampaikan kesimpulan hasil belajar
m)      Guru menutup pelajaran denngan memberi motivasi, tugas untuk dikerjakan di rumah dan berdoa bersama
3)   Tahap Pengamatan
Pada tahap pengamatan (observasi) ini dilakukan suatu pengamatan yang berkaitan dengan pelaksanaan terhadap jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe think-pair-share.Tindakan dan perencanaan yang disusun harus benar-benar dilaksanakan dan diobservasi agar dapat memperbaiki hasil belajar IPS. Pengamatan ini ditekkankan pada hasil belajar siswa.
4)   Tahap refleksi
Setelah melakukan observasi atau pengamatan terhadapa tindakan penelitian kelas yang telah dilaksanakan, maka langkah selanjtnya adalah melakukan refleksi. Pada kegiatan refleksi ini dilakukan kegiatan yang meliputi kegiatan menganalisis, memahami, serta mebuat kesimpulan terhadap jalannya proses pembelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan.
Setelah menganalisis hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan apakah dalam belajarnya siswa sudah mencapai ketuntasan atau belum. Apabila hasil yang diperoleh belum sesuai maka akan dilaksanakan perbaikan pada siklus berikutnya.
b.    Siklus II
Berdasarkan hasil evaluasi siklus I, maka akan dilaksanakan serta dikembangkan siklus berikutnya yaitu siklus II. Dilaksanakannya siklus II ini yaitu untuk memperbaiki kekurangan ataupun kesalaha-kesalahan yang terjadi pada siklus I.
Dalam melaksanakan siklus II ini prosedur yang dilaksanakan pun sama dengan siklus I yaitu meliputi tahap  perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi, dengan melanjutkan materi yang sesuai dengan kompetensi dasar serta indikatornya
E.       Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan model tertentu sesai dengan tujuannya. Adapun model yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu antara lain:
1.    Pengamatan (Observasi)
pengamatan adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena, dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian”[19]
Observasi adalah cara yang digunakan peneliti dalam rangka, mengamati serta mencatat secara langsung proses pembelajaran di kelas. Pencatatan kejadian-kejadian yang terjadi di kelas dengan cara melihat, mendengar, merasakan, dan harus dicatat secara ojektif dengan sumber observasi dari siswa dan guru dalam mata pelajaran IPS dengan menggunakan model kooperatif tipe think-pair-share. Dalam pengamatan ini, masing-masing pihak, baik pengamat maupun yang diamati menyadari perannya.
2.    Tes hasil belajar
Tes hasil belajar merupakan “ suatu tes yang mengukur prestasi seseorang dalam suatu bidang sebagai hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemaaman, keterampilan, sikap dan nilai.”[20]
Test yang dilakukan adalah pre-test dan pos-test ini dilakukan untuk melihat hasil belajar dalam setiap siklus yang mana mencerminkan suatu konsep yang dikuasai individu sendiri, dalam hal ini mengevaluasi rata-rata hasil belajar tiap siklus sebelum menggunakan model kooperatif tipe think-pair-share dengan sesudah menggunakan model kooperatif think-pair-share.
3.         Dokumentasi
dokumentasi adalah model yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber tertulis/dokumen-dokumen baik berupa buku-buku,majalah,peraturan-peraturan, notulen rapat, serta catatan harian.”[21]
Model ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat sehingga dapat dijadikan pedoman dalam menganalisis kurikulum sehingga peneliti dapat menentukan silabus dan RPP dalam proses pembelajaran yang akan di terapkan kepada siswa.
F.       Instrument Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dalam kegiatan penelitian dengan menggunakan berbagai model penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian observasi hasil belajar siswa dalam pengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share, berupa tes soal pilihan ganda dan esay.
G.      Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu melalui data kuantitatif. Analisis data kuantitatif ini akan dihitung dengan menggunakan rumus statistik sederhana yaitu sebagai berikut:
             
Keterangan :
X     = Nilai rata-rata kelas
N     = Jumlah siswa yang mengikuti tes
             = Jumlah nilai tes siswa[22]
H.      Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS dari siklus ke siklus adalah Hasil belajar IPS siswa ditunjukkan dengan peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus ke siklus. Adapun indikator keberhasilah tersebut ditandai dengan tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan nilai  50 mencapai 50-80 di akhir siklus.













DAFTAR PUSTAKA


Abdul Majid.Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Rosdakarya,2014

Abdul Majid.Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013
Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendikas) Nomor 22 Tahun 2006.Jakarta: Depdiknas,2006

Dimyati Dan Mudjiono. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta:Rieneka Cipta, 2009
Edi Kusnadi.Metode Penelitian Aplikasi Praktis. Jakarta: Ramayana Press,2005
Fuad Ihsan. Dasar-Dasar Kependidikan.  Jakarta:Pt Rineka Cipta,2013
Ign. Mudjiono. Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisus, 2007

Karwono Dan Heni Mularsih. Belajar Dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Jakarta : Pt Raja Grafindo,2012

Lie, Anita.Cooperative Learning, Mempraktekkan Coopertive Learning Di Ruang-Ruang Kelas.Jakarta: Gramedia,2002
M. Iqbal  Hasan. Pokok-Pokok Materi Statistik I.Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Muhammad Thoroni Dan Arif Mustafa. Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013
Muhibbin Syah.  Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Jakarta: Rineka cipta, 2012

Musfiqon. Metodologi Enelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012

Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Oemar Malik.  Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008
Suharsimi Arikunto. Prossedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT Rineka Cipta,2010

Sumadi Suryabrata. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo,2008

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Profesif. Jakarta: Kencana Prenda Media Grup,2013
Wina Sanjaya. Penelitian Pendidikan Jenis,Metode Dan Prosedur. Jakarta: Kencanaprenada Group.2013
             



[1] Muhibbin Syah,  Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (jakarta: Rineka cipta, 2012),h.10
[2] Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (jakarta:PT Rineka Cipta,2013),h.2
[3] Oemar Malik.  Proses Belajar Mengajar,( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h.27
[4] Lie, Anita, Cooperative Learning, Mempraktekkan Coopertive Learning Di Ruang-Ruang Kelas.(Jakarta: Gramedia,2002),h.20
[5] Diyati Dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta:Rieneka Cipta, 2009), h.250
[6] Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ( Bandung: PT Rosdakarya,2014),h. 107-108
[7] Diyati Dan Mudjiono,Belajar Dan Pembelajaran.,h.25.
[8] Oemar Hamalik,  Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),h. 30
[9] Muhammad Thoroni Dan Arif Mustafa, Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),h. 32
[10] Karwono Dan Heni Mularsih,  Belajar Dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo,2012), h. 47
[11] Depdiknas,  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendikas) Nomor 22 Tahun 2006,(Jakarta: Depdiknas,2006),h.12
[12] Abdul majid, strategi pembelajaran ,( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 174
[13]  Ibid.,h.176
[14] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Profesif, (Jakarta: Kencana Prenda Media Grup,2013),h.66
[15] Sumadi suryabrata, Metodelogi Penelitian,(Jakarta: PT. Raja Grafindo,2008),h. 29

[16] Suharsimi arikunto, Prossedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(jakarta: PT Rineka cipta,2010),h.161

[17] Wina Sanjaya,Penelitian Pendidikan Jenis,Metode Dan Prosedur,(Jakarta: Kencanaprenada Group,2013),h.95
[18] Suharsimi Arikunto, Prossedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: PT Rineka cipta,2010),h.137
[19] Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012), h.120
[20] Ign. Mudjiono,  Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah, (Yogyakarta: Kanisus, 2007),h. 40
[21] Edi kusnadi, Metode Penelitian Aplikasi Praktis, (Jakarta:Rramayana Press,2005), h. 119
[22] M. Iqbal  Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik I,( Jakarta: Bumi Aksara, 2003),h.72

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP MATEMATIKA kelas V SD/MI materi bangun ruang

7 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

RPP IPA KELAS V SD/MI